Umumnya bangle hidup ditanah yang kering namun bisa tumbuh ditanah yang tergenang air atau becek akan tetapi pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Untuk ketinggian dataran, bangle biasa tumbuh dikawasan dataran rendah hingga dengan ketinggian 1.300 m dpi, itu berarti Indonesia termasuk daerah yang cocok untuk ditanami tanaman bangle. Bangle termasuk jenis tanaman herbal semusim, tumbuh tegak dengan tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Bangle juga memiliki daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23–35 cm, lebar 20–40 mm, warnanya hijau.
Bangle memiliki bunga yang majemuk, berbentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang hingga 20 cm. Bagian yang mengandung bunga berbentuk bulat telur atau seperti gelendong, memiliki panjang 6–10 cm, dengan lebar 4–5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak berbentuk tabung, ujungnya bergerigi tiga, memiliki warna merah yang menyala. Bibir bunga berbentuk bundar memanjang, memiliki warna yang putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar hingga jorong atau tidak beraturan, tebal 2–5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, meliki warna coklat muda kekuningan, bila kita belah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai tanaman rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.
sumber : wikipedia